Industrikreatif digital di bidang pendidikan (Education), dapat dikembangkan antara lain sistem informasi aplikasi pendidikan, media pembelajaran interaktif, promosi produk, pariwisata, dan budaya. Mencipta game dalam industri games di Indonesia terbilang masih cukup muda yang telah ditangani oleh developer game yang memiliki kualitas tinggi Smile with your heart Pengembangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif hendaknya mengikuti tren yang baru tumbuh pada masa pandemi Covid-19 dan akan terus berkembang pascapandemi adalah sektor pendidikan dan kesehatan sumber E-Conomy SEA Google, 2019, Google Trend, 2020. Isu Strategis 1. Produk dan layanan pariwisata dan ekonomi kreatif menciptakan pasar baru dan gaya hidup baru. > Produk dan layanan pariwisata dan ekonomi kreatif yang saat ini dibutuhkan pasar, yang berhubungan dengan Sektor Pendidikan, misalnya Pendidikan Kreatif dan Inovatif untuk Pengembangan Usaha Pariwisata Baru dan Usaha Ekonomi Kreatif baru, sedangkan yang berhubungan dengan Sektor Kesehatan, misalnya Wisata Kesehatan Baru, Wisata Olahraga Baru, dan Wisata Kuliner Baru, yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus SARS CoV-2. 2. Implementasi CHSE Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, Keberlanjutan Lingkungan bagi Pelaku Usaha Pariwisata dan Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif. > Perubahan Pola Pikir Baru menjadi Pola Perilaku Baru dengan menggunakan metode Coaching learning & adaptation 3. Manajemen Pentahelix > Akademisi dan Komunitas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melakukan riset dan kajian tentang tren pariwisata dan ekonomi kreatif di masa depan trend forecasting.> Pemerintah dan Pemda melakukan deregulasi dan/ atau kebijakan yang menghambat pengembangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dengan melibatkan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif ease doing business.> Pelaku Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengembangkan produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang dibutuhkan pasar dan dipromosikan langsung direct marketing dan/ atau melalui Media integrated marketing communications. Penutup Pengembangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di masa pandemi dan pascapandemi covid-19 hendaknya diprioritaskan yang berhubungan dengan pendidikan kreatif dan inovatif bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, wisata kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, wisata olahraga bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan wisata kuliner, yang akan menjadi pemicu tumbuhnya industri pariwisata dan industri kreatif lainnya. Published by admin Harry WALUYO adalah seorang pembelajar sepanjang hidup di bidang kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif View all posts by admin Industrikreatif ini lebih menekankan pada kualitas dan kreativitas yang dimiliki sumber daya manusianya. Inilah yang menyebabkan pelaku industri kreatif muncul dari kelompok industri kecil menengah. Layaknya pertumbuhan bisnis pada umumnya, pertumbuhan industri kreatif tidak terlepas dari kendala. Setidaknya ada 3 kendala utama yang dihadapi Mengembangkan Industri Kreatif Berbasis Budaya dan Teknologi Upaya Melestarikan Kekayaan Budaya Indonesia Mengapa orang dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan sebagainya datang berduyun-duyun ke pantai Kuta dan pantai Sanur di Bali? Bukankah di negara mereka sendiri terdapat banyak pantai yang mungkin saja pemandangan alamnya lebih indah daripada pemandangan pantai Kuta dan Sanur di Bali tersebut? Bila kita kaji lebih dalam, ternyata yang menjadi tujuan mereka, para turis asing tersebut adalah ingin melihat Kebudayaan Bali yang terkenal eksotik dan unik, yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat mereka. Bila Bali tidak menawarkan kebudayaan masyarakatnya tersebut, mungkin tidak akan ada daya tarik para wisatawan untuk mengunjunginya. Dalam wacana pariwisata budaya di tingkat nasional, yang seringkali dijadikan rujukan dan contoh adalah pariwisata di Bali. Seolah-olah hanya daerah Bali yang hanya bisa dimajukan pariwisata budayanya untuk menarik kunjungan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Tidak salah memang bila kita membanggakan keberhasilan Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia yang telah menghasilkan sumbangan devisa terhadap negara dalam jumlah besar. Namun bila kita terjebak hanya mengandalkan satu daerah Bali saja, maka kemajuan pariwisata Indonesia akan mengalami ketergantungan yang sangat tinggi terhadap daerah tersebut. Hal ini terbukti, ketika di Bali terjadi tragedi bom yang diledakkan oleh kaum teroris, maka penerimaan devisa negara kita di bidang pariwisata menjadi anjlok. Kemajuan pariwisata budaya di Bali sangat ironis dengan kondisi pariwisata budaya di daerah-daerah Indonesia lainnya. Di Subang, Jawa Barat misalnya, sepuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari jaipong, sisingaan, dan menjadi dalang wayang golek. Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini. tantangan lainnya adalah permasalahan ekonomi Bangsa Indonesia. Masyarakat lebih disibukkan oleh pemenuhan kebutuhan hidup melalui pekerjaan apapun, lantaran ketersediaan lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Jika disimpulkan, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh dunia kebudayaan di Indonesia terdiri atas pertama, perkembangan teknologi informasi yang berdampak pada hilangnya rasa ketertarikan remaja terhadap kebudayaan Indonesia. Kedua, terkait kebijakan pemerintah yang kurang membuka mata terhadap potensi budaya dan pariwisata daerah-daerah di Indonesia, selain Bali dan tempat-tempat yang sudah terkenal. Ketiga, berkaitan dengan kondisi ekonomi Bangsa Indonesia, dimana masyarakat lebih disibukkan memenuhi kebutuhan pribadinya. Menjawab Tantangan Selain tantangan yang telah dijelaskan sebelumnya, perlu diketahui juga bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan sumber daya alam dan sumber daya budaya yang melimpah. Bangsa kita merupakan bangsa yang serba multi, baik itu multi-insuler, multibudaya, multibahasa, maupun multiagama. Kesemuanya itu bila dikelola dengan baik dapat dijadikan sebagai potensi untuk memakmurkan rakyat dan memajukan bangsa kita. Berpikir positif terhadap tantangan yang ada akan memberikan hasil yang positif pula. Selera masyarakat yang berubah harus bisa dijadikan semangat untuk mengimprovisasi budaya sehingga sesuai dengan kondisi kekinian. Sempitnya lapangan pekerjaan dan terlalu sibuknya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, membuat budaya harus bisa dimaknai sebagai peluang usaha. Dan Kemajuan teknologi informasi bisa dimanfaatkan untuk menjadi daya dukung terciptanya budaya kontemporer serta alat untuk menyebarluaskannya. Industri kreatif bisa dijadikan jawaban atas tantangan-tantangan yang ada. Berdasarkan Departemen Perdagangan RI, Industri kreatif sendiri adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeskploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Dari pengertiannya, usaha ini mampu memberikan peluang untuk membuka lapangan pekerjaan baru dengan mengimprovisasi keragaman budaya Indonesia di masing-masing daerah. Menteri Perindustrian, Fahmi Idris, mengharapkan keunikan seni-budaya lokal hendaknya dijadikan sebagai dasar pengembangan industri kreatif masyarakat IKM, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi riil. Jika industri kreatif berkembang tanpa ditopang oleh seni-budaya lokal, maka semua hasil produksinya akan bersifat temporer, tidak memiliki seni tinggi dan keunikan sebagai salah satu ciri produk industri kreatif, dan tidak punya daya saing yang cukup kuat memasuki pasar nasional dan internasional. Kita bisa menyimpulkan pula bahwasannya industri kreatif juga bisa melestarikan dan mempopulerkan budaya Indonesia. Produk Industri Kreatif Berbasis Budaya dan Teknologi Selain keanekaragaman budaya lokal, kemajuan teknologi informasi juga memberikan manfaat bagi industry kreatif dan pelestarian budaya Indonesia. Teknologi bisa digunakan untuk membuat produk dari industry kreatif menjadi lebih berkualitas. Dan kemajuan system informasi mampu mempopulerkan produk industri kreatif yang berbasis budaya dan teknologi itu. Berikut ini adalah beberapa hasil atau gagasan dari industry kreatif berbasis budaya dan teknologi 1 Pariwisata Daerah Wisatawan tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmati sun-sea and sand, saat ini pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi, yang meskipun tetap santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni menikmati produk atau kreasi budaya culture dan peninggalan sejarah heritage serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi untuk promosi pariwisata juga sangat penting. Fakta menunjukkan American, German, English, and Japanese tourists menyumbang 41% dari pendapatan pariwisata dunia. Dari segi teknologi, keempat negara inipun merupakan negara-negara terbesar pengguna teknologi informasi- internet, yakni 79 persen dari populasi internet dunia tahun 1997 130 juta pengguna internet. Ada korelasi yang erat antara pemakaian teknologi informasi dengan peningkatan jumlah wisatawan di suatu negara. 2 Batik Fraktal Jika “batik” merupakan seni budaya tradisional Indonesia yang dikerjakan dalam proyek kriya tradisional secara turun-temurun, maka “fraktal” adalah sebuah bentuk karya yang muncul dari perkembangan lanjut geometri kontemporer. Batik Fraktal adalah bentuk konstruksi yang mengakuisisi tradisi Indonesia dan tradisi matematika Barat yang dilakukan secara komputasional. Desain kriya yang lahir dari tangan pembatik ditiru dalam teknik komputasional melahirkan tak terbatasnya inovasi kreasi dari apa yang disebut sebagai Batik. gambar 3 E-Wayang e-wayang merupakan pendekatan membuat wayang menggunakan pendekatan proses digital. Pendekatan yang dimaksud adalah mentransformasikan proses membuat wayang manual menjadi pendekatan digital. Proses membuat e-wayang meliputi mempersiapkan media digital, mewarnai digital, dan mendalang digital. Hasilnya adalah berupa repository e-wayang yang reuseable dan dapat digunakan dalam banyak media digital. E-wayang dapat di publish di website atau dibuat komik digital sebagai hasil dari industri kreatif. 4 Game Edukatif Bernuansa Budaya Game edukatif adalah game teknologi yang kontennya bernilai pendidikan. Kita bisa menciptakan game edukatif yang bertemakan budaya Indonesia. Game-game tersebut harus dikemas secara kreatif, sehingga mampu menarik minat penggunanya dan sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia. Contoh game edukatif bernuansa budaya adalah game “Kuliner Indonesia”, “Permainan-permainan Tradisional Indonesia”, “Tebak Lagu Daerah” dan lain sebagainya. Selain produk di atas, terdapat produk industry kreatif lain yang bisa dikembangkan oleh daerah-daerah di Indonesia. Industri ikreatif muncul sebagai hasil dari potensi keanekaragaman budaya Indonesia, manusia kreatif dan kemajuan teknologi informasi. Diharapkan Industri kreatif berbasis budaya dan teknologi mampu turut serta melestarikan budaya Indonesia dan mempopulerkannya di kancah internasional.
Denpasar Pulau Bali memiliki kekayaan seni dan budaya sehingga cukup potensial untuk pengembangan sektor pariwisata dan industri kreatif. "Secara nasional jumlah subsektor industri kreatif tertinggi adalah kuliner atau 41,47%, fashion atau 17,68% dan kerajinan atau 14,99%," ungkap ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat menjadi narasumber dalam Webinar Institut
Eksistensi industri kreatif sampai saat ini belum banyak melakukan kiat untuk mengedukasi para konsumen agar kelak mereka mampu menjadi kreator-kreator baru pembuka lapangan kerja di masa depan. Jika harapan itu terwujud, maka persentase angka pengangguran dapat ditekan dan angka pekerja produktif semakin meningkat. Oleh karena itu penelitian ini bertjuan untuk mengembangkan Model Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat. Populasi penelitian ini merupakan kelompok usaha kecil bidang industri kreatif yang tersebar di seluruh kabupaten di provinsi Bali. Sampel penelitian diambil secara purposif, didasarkan pada tingkat perkembangan indutri kreatif di daerah Bali yaitu maju, sedang berkembang dan baru tumbuh. Data penelitian dikumpulkan melalui studi lapangan, studi dokumen, observasi, angket, dan wawancara, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha industri kreatif di Bali pada umumnya 1 sangat tergantung pada kemampuan bekerjasama sinergisitas dengan pihak terkait, kemampuan merangkaikan ide-ide kreatif, kemampuan mengkaitkan dengan kebutuhan pasar konteks dan menciptakan nilai tambah, melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan teknologi baru, memperhatikan kelestarian lingkungan alam dan budaya, bercirikan kearifan budaya lokal dan alam Bali, memiliki potensi daya tarik wisata untuk di kunjungi, untuk dibeli dan sekaligus dipelajari, 2 mengalami masalah terkait dengan sumber daya insani, 3 ikllim dan dukungan dari pihak terkait terhadap usaha industri kreatif cukup baik, 4 mendapat sambutan positif dari masyarakat, namun kurang dalam hal keberlanjutan program, publikasi dan promosi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 585 PENGEMBANGAN MODEL WISATA EDUKASI-EKONOMI BERBASIS INDUSTRI KREATIF BERWAWASAN KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT Anak Agung Gede Agung Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UNDIKSHA Singaraja, Indonesia E-mail agung2056 Abstrak Eksistensi industri kreatif sampai saat ini belum banyak melakukan kiat untuk mengedukasi para konsumen agar kelak mereka mampu menjadi kreator-kreator baru pembuka lapangan kerja di masa depan. Jika harapan itu terwujud, maka persentase angka pengangguran dapat ditekan dan angka pekerja produktif semakin meningkat. Oleh karena itu penelitian ini bertjuan untuk mengembangkan Model Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat. Populasi penelitian ini merupakan kelompok usaha kecil bidang industri kreatif yang tersebar di seluruh kabupaten di provinsi Bali. Sampel penelitian diambil secara purposif, didasarkan pada tingkat perkembangan indutri kreatif di daerah Bali yaitu maju, sedang berkembang dan baru tumbuh. Data penelitian dikumpulkan melalui studi lapangan, studi dokumen, observasi, angket, dan wawancara, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha industri kreatif di Bali pada umumnya 1 sangat tergantung pada kemampuan bekerjasama sinergisitas dengan pihak terkait, kemampuan merangkaikan ide-ide kreatif, kemampuan mengkaitkan dengan kebutuhan pasar konteks dan menciptakan nilai tambah, melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan teknologi baru, memperhatikan kelestarian lingkungan alam dan budaya, bercirikan kearifan budaya lokal dan alam Bali, memiliki potensi daya tarik wisata untuk di kunjungi, untuk dibeli dan sekaligus dipelajari, 2 mengalami masalah terkait dengan sumber daya insani, 3 ikllim dan dukungan dari pihak terkait terhadap usaha industri kreatif cukup baik, 4 mendapat sambutan positif dari masyarakat, namun kurang dalam hal keberlanjutan program, publikasi dan promosi. Kata kunci ekonomi kreatif, usaha industri kreatif, wisata edukasi, kearifan lokal. Abstract The purpose of this article is to present the results of a field study research entitled Development of Economic and Education Tourism Model Based on Local Wisdom oriented Creative Industries. The study population was groups of creative industry businesses scattered throughout the district in the province of Bali. Samples were ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 586 taken purposively, based on the level of development of the creative industries are developed, developing and emerging. The research data were collected through field studies, study documents, observations, questionnaires, and interviews, and then analyzed descriptively. The results showed that the creative industry businesses in Bali in general 1 is highly dependent on the ability to cooperate synergy with the related parties, the ability to weave creative ideas, the ability to relate to the needs of the market the context and the ability to create added value, make adjustments to environment and new technology, attention to the preservation of natural and cultural environment, characterized by cultural wisdom and the nature of Bali, has the potential tourist attraction to visit, to be bought and once learned, 2 having problems related to human resources, 3 support of the creative industries related to business pretty well, 4 received a positive response from the public, but less in terms of sustainability programs, publications and promotional. Keywords creative economy, creative industries businesses, educational tourism, local wisdom. PENDAHULUAN Perilaku kreatif menjadi tuntutan dalam menghadapi persaingan hidup pada era globalisasi. Telah diakui pula bahwa kreativitas merupakan modal utama dalam menghadapi tantangan global pada abad ke 21 ini. Kreativitas adalah pola pikir mental model, sikap character dan aksi action yang merangsang inovasi, komitmen, originalitas dan transformasi untuk membangun diri self actualization dan living organization secara berkesinam-bungan dalam berbagai aspek kehidupan demi peningkatan kualitas kehidupan. Kreativitas dalam segala bidang, termasuk dalam bentuk-bentuk ekonomi kreatif, yang selalu tampil dengan nilai tambah yang khas, menciptakan “pasar” baru yang luar biasa, dan berhasil menyerap tenaga kerja serta pemasukan ekonomis yang menjanjikan. Departemen Pedagangan Repu-blik Indonesia memanfaatkan momen-tum ini dengan menyusun Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 . Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, diperlukan sejumlah SDM yang berkualitas dengan daya inovatif dan kreativitas yang tinggi. Namun, di samping kebutuhan akan SDM yang berualitas, pengembangan ekonomi kreatif juga membutuhkan ruang atau wadah sebagai tempat penggalian ide, berkarya, sekaligus aktualisasi diri dan ide-ide kratif. Walaupun tidak menghasilkan produk dalam jumlah banyak, industri kreatif mampu memberikan kontribusi positif yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Depertemen Perdagangan 2008 mencatat bahwa kontribusi industri kreatif terhadap PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata-rata mencapai 6,3% atau setara dengan 152,5 trilyun jika dirupiahkan. Industri kreatif juga sanggup menyerap tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspor, industri kreatif telah membukukan total ekspor 10,6% antara tahun 2002 hingga 2012. ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 587 Merujuk pada angka-angka tersebut di atas, ekonomi kreatif sangat potensial dan penting untuk dikembang-kan di Indonesia. Pangestu 2008 dalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 menyebutkan beberapa alasan mengapa industri kreatif perlu dikembangkan di Indonesia. Alasan yang dimaksud antara lain 1 memberikan kontibusi ekonomi yang signifikan, 2 menciptakan iklim bisnis yang positif, 3 membangun citra dan identitas bangsa, 4 berbasis kepada sumber daya yang terbarukan, 5 menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, 6 memberikan dampak sosial yang positif Simposium Nasional Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif 2010 55. Hampir semua daerah di Indonesia, dengan sejumlah keunikannya, memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kota-kota kreatif. Pengembangan ekonomi kreatif dapat dilakukan seiring dengan pengembangan wisata. Bali sebagai salah satu tujuan wisata utama di Indonesia sebenarnya telah memiliki cukup banyak ruang kreatif, yaitu zona-zona wisata itu yang terkenal. Juga memiliki atraksi wisata berbasis budaya unggulan yang dapat menjadi sumber ide-ide keatif yang tidak akan pernah habis untuk dikembangkan. Proses kreativitas seperti pembuatan souvenir dapat menjadi atraksi wisata tersendiri yang memberikan nilai tambah. Sementara di sisi lain, pasar yang menyerap produk ekonomi kreatif telah tersedia, yaitu melalui turis atau wisatawan yang berkunjunng ke obyek wisata. Wisatawan yang datang ke Bali dalam empat tahun terakhir mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Wisatawan yang datang ke Bali Tahun 2010 sebanyak, Tahun 2011 sebanyak dan Tahun 2012 sebanyak Dinas Pariwisata Propinsi Bali, 2012. Data tersebut menunjukkan bahwa Bali mempunyai daya tarik tinggi sehingga perlu dijaga, dikembangkan, dan dilestarikan. Produk, pengelolaan, dan layanan pariwisata pada destinasi-destinasi di Bali perlu dioptimalisasi sehingga memberi dampak kepada semua pihak, terutama pada pertumbuhan ekonomi. Ditengah besarnya harapan terhadap potensi pengembangan ekonomi kreatif sebagai penggerak sektor wisata di Indonesia terutama dalam rangka untuk meningkatkan perekonomian rakyat, masih ditemukan banyak masalah yaitu 1. Lemahnya kordinasi, untuk mening-katkan komitmen, sinergi, dan keterpaduan langkah para pemangku kepentingan dalam mengembangkan produk budaya Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nasional yang handal; 2. Lemahnya pemahaman masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap industri kreatif, apresiasi terhadap kreativitas, koordinasi pengembang-an, lemahnya jejaring kreatif serta enterpreneurship kreatif; 3. Kurangnya media informasi dan sosialisasi, yang menginformasikan perkembangan dunia kreatif Indonesia, serta mensosialisasikan pentingnya jiwa entrepreneur dalam setiap insan kreatif untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 588 menyerap tenaga kerja demi kesejahteraan bangsa; 4. Kurangnya media apresiasi dan promosi, yang memberikan apresiasi terhadap insan kreatif berprestasi dengan memanfaatkan kearifan lokal, baik budaya lokal maupun bahan baku, serta mempromosikan kandungan nilai kreativitas yang tinggi yang dihasilkan para insan kreatif Indonesia; 5. Kurangnya media jejaring dan kolaborasi, yang membuka peluang jejaring dan kolaborasi antar sesama pelaku kreatif, serta dengan elemen lainnya, termasuk komunitas; 6. Kurangnya media edukasi dan advokasi yang memberikan pelatihan-pelatihan untuk memulai usaha di bidang kreatif, serta memberikan advokasi untuk memajukan usaha di bidang kreatif; Untuk memecahkan masalah tersebut di atas, dan dalam rangka memberikan sumbangan pikiran ilmiah yang berbasis data, maka sangat mendesak diadakan penelitian yang berjudul Pengem-bangan Model Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat”, dengan tujuan khusus penelitian pada tahap awal dari penelitian yang rencananya selama dua tahun adalah untuk melakukan eksplorasi, dalam konteks melakukan pemetaan terhadap output dan outcome segenap kreativitas yang muncul dan tumbuh kembang di Bali terutama dalam pemilahan 14 subsektor ekonomi kreatif yang potensial sebagai penggerak wisata edukasi-ekonomi yang berwa-wasan kearifan local. METODE Secara keseluruhan sesuai dengan tujuan umum penelitiannya maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang menggunakan siklus mulai analisis, desain, evaluasi, dan revisi Plomp, 2010. Namun untuk penelitian pada tahap awal di tahun pertama metode studi lapangan dengan tujuan melakukan pemetaan terhadap output dan outcome segenap kreativitas yang muncul dan tumbuh kembang di Bali terutama dalam pemilahan 14 subsektor ekonomi kreatif yang potensial sebagai penggerak wisata edukasi-ekonomi berbasis industri kreatif yang berwawasan kearifan lokal. Sukbjek penelitian dalam hal ini adalah kelompok masyarakat pelaku industri kreatif, tokoh masyarakat, pimpinan desa dinas dan adat, dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten, dinas pendidikan di propinsi Bali. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali, di 9 kabupaten/kota yaitu Denpasar, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, Tabanan dan Jembrana. Hal ini dilakukan karena potensi Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal tersebar merata di seluruh kabupaten/kota di Bali. Populasi penelitian merupakan kelompok usaha kecil bidang industri kreatif yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di provinsi Bali. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposif didasarkan atas pertimbangan daerah yang industri kreatifnya tergolong maju seperti Kabupaten Gianyar dan Denpasar, sedang berkembang seperti Kabupaten Kelungkung dan Bangli, sedangkan daerah yang baru tumbuh seperti ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 589 Kabupaten Buleleng. Berhasil dipilih 11 Kelompok Industri Kreatif yang tersebar di kabupaten tersebut yang bergerak di bidang agrowisata, kerajinan bambu, kosmetik herbal, wisata alam, seni pertunjukkan, kerajinan tenun, kerajinan ukir kayu, dan kerajinan tangan. Data penelitian dikumpulkan melalui studi lapangan, studi dokumen, observasi, angket, dan wawancara, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Jenis data berupa 1 Karakteristik Usaha, 2 Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Insani, 3 Iklim dan Dukungan Lingkungan, dan 4 Apresiasi Kreativitas Insani yaitu empat kunci utama pengembangan keunggulan Model Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, yang dilanjutkan dengan observasi, dan wawancara. Data penelitian ini dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data ini dianalisis secara deskriptif, dengan rangkaian kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, penafsiran data, dan menarik kesimpulan Miles dan Huberman, 1992. Dalam analisis data ini dilakukan penggolongkan dalam kategori, konsep, proposisi atau tema-tema tertentu. Setelah itu diadakan interpretasi, yakni memberikan makna dan menjelaskan kategori, pola dan mencari keterkaitan dalam upaya menjawab masalah penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kuesioner terhadap ke empat aspek yang menjadi fokus penelitian yaitu 1 Karakteristik Usaha, 2 Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Insani, 3 Iklim dan Dukungan Lingkungan, dan 4 Apresiasi Kreativitas Insani, dapat dicermati pada tabel 1. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa jumlah responden terdiri atas 11 perusahaan industri kreatif skala kecil yang mewakili daerah kabupaten/kota kategori maju, sedang berkembang dan baru tumbuh, yang bergerak di bidang agrowisata, kerajinan bambu, kosmetik herbal, wisata alam, seni pertunjukkan, kerajinan tenun, kerajinan ukir kayu, dan kerajinan tangan. Angka dalam tabel menyatakan prosentase jumlah responden kelompok industri kreatif yang menyatakan “ya” atau kesetujuan mereka terhadap kondisi mereka sebenarnya. Tabel 1. Data tentang Karakteristik Usaha, Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Insani, Iklim dan Dukungan Lingkungan, serta Apresiasi Kreativitas Insani Bidang usaha kami sangat ditentukan oleh kemampuan dalam bekerjasama sinergisitas dengan pihak terkait Bidang usaha kami sangat ditentukan oleh kemampuan melakukan sintesis merangkaikan ide-ide kreatif Bidang usaha kami sangat ditentukan oleh kemampuan mengkaitkan dengan kebutuhan pasar konteks dan menciptakan nilai tambah ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 590 Bidang usaha kami sangat ditentukan oleh kemampuan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan teknologi baru Bidang usaha kami sangat memperhatikan kelestarian lingkungan alam dan budaya Bidang usaha kami sangat berkaitan dan bercirikan kearifan budaya lokal dan alam Bali Bidang usaha kami memiliki potensi daya tarik wisata untuk di kunjungi, untuk dibeli dan sekaligus dipelajari II. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Insani Staf dan karyawan kami umumnya termasuk manusia yang pekerja keras Staf dan karyawan kami umumnya termasuk manusia yang kreatif Staf dan karyawan kami masih memerlukan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan produktivitas Kami masih kekurangan tenaga terampil yang kreatif dan produktif Kami tahu tempat pelatihan atau lembaga pendidikan yang cocok untuk meningkatkan keterampilan staf dan karyawan kami1 Kami tidak merasa kesulitan mendapatkan staf dan tenaga terampil untuk mendukung kami dalam mengembangkan ide-ide kreatif kami Kami berpendapat bahwa lembaga pendidikan maupun sekolah belum berhasil mencetak tenaga lulusan yang terampil dan kreatif III. Iklim dan Dukungan Lingkungan Dukungan akses jalan dan transportasi cukup baik untuk usaha kami Usaha kami sangat didukung oleh pemerintah untuk mendapat perizinan Dukungan berupa perlindungan pemerintah terhadap karya kreati-vitas cukup baik bagi usaha kami Dukungan berupa penggunaan teknologi modern peralatan kerja cukup memadai bagi usaha kami Dukungan berupa penggunaan teknologi komunikasi dan informasi cukup baik bagi usaha kami Dukungan berupa akses permodal-an, perbankan, dan jasa keuangan cukup baik bagi usaha kami Dukungan aparat dan perangkat pemerintahan, serta ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 591 masyarakat di lingkungan usaha kami cukup baik Dukungan para pihak terhadap usaha kami dalam meraih akses pasar cukup baik IV. Apresiasi Kreativitas Insani Usaha kami mendapat sambutan positif dari masyarakat Usaha kami telah atau pernah mendapatkan perhargaan dari pemerintah Usaha kami telah atau pernah mendapatkan perhargaan dari lembaga non pemerintah Usaha kami pernah dikunjungi oleh pejabat pemerintah terkait Usaha kami pernah atau sedang mendapatkan bantuan pembinaan Usaha kami pernah mendapatkan kunjungan dari tamu domestik maupun manca negara Usaha kami pernah mendapat kun-jungan dari lembaga pendidikan, sekolah maupun perguruan tinggi Keberhasilan usaha kami pernah dipublikasikan di media, seperti majalah, koran atau televisi lokal, nasional atau luar negeri Definisi ekonomi kreatif hinggga saat ini masih belum dapat dirumuskan secara jelas. Kreativitas, yang menjadi unsur vital dalam ekonomi kreatif sendiri masih sulit untuk dibedakan apakah sebagai proses atau karakter bawaan manusia. Departemen Perdagangan Republik Indonesia 2008 merumuskan ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Definisi yang lebih jelas disampaikan oleh UNDP 2008 yang merumuskan bahwa ekonomi kreatif merupakan bagian integratif dari pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan budaya. Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif dapat mencakup banyak aspek. Departemen Perdagangan 2008 mengidentifikasi setidaknya 14 sektor yang termasuk dalam ekonomi kreatif yang terdiri atas 1. Periklanan 2. Arsitektur 3. Pasar barang seni 4. Kerajinan handicraft 5. Desain 6. Fashion 7. Film, video, dan fotografi 8. Permainan interaktif 9. Musik 10. Seni pertunjukan 11. Penerbitan dan percetakan 12. Layanan komputer dan piranti lunak 13. Radio dan televisi 14. Riset dan pengembangan ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 592 Bila dilihat luasan cakupan ekonomi kreatif tersebut, sebagian besar merupakan sektor ekonomi yang tidak membutuhkan skala produksi dalam jumlah besar. Tidak seperti industri manufaktur yang berorientasi pada kuantitas produk, industri kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia. Industri kreatif justru lebih banyak muncul dari kelompok industri kecil menengah. Sebagai contoh, adalah industri kreatif berupa distro yang sengaja memproduksi desain produk dalam jumlah kecil. Hal tersebut lebih memunculkan kesan eksklusifitas bagi konsumen sehingga produk distro menjadi layak untuk dibeli dan bahkan dikoleksi. Hal yang sama juga berlaku untuk produk garmen kreatif lainnya, seperti Dagadu dari Jogja atau Joger dari Bali. Kedua industri kreatif tersebut tidak berproduksi dalam jumlah besar namun ekslusivitas dan kerativitas desain produknya digemari konsumen. Walaupun tidak menghasilkan produk dalam jumlah banyak, industri kreatif mampu memberikan kontribusi positif yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Depertemen Perdagangan 2008 mencatat bahwa kontribusi industri kreatif terhadap PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata-rata mencapai 6,3% atau setara dengan 152,5 trilyun jika dirupiahkan. Industri kreatif juga sanggup menyerap tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspor, industri kreatif telah membukukan total ekspor 10,6% antara tahun 2002 hingga 2006. Pariwisata didefinisikan sebagai aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk bersenang senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan tujuan lainnya UNESCO, 2009. Sedangkan menurut UU tentang Kepariwisataan, yang dimak-sud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Seseorang atau lebih yang melakukan perjalanan wisata serta melakukan kegiatan yang terkait dengan wisata disebut Wisatawan. Wisatawan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Wisatawan nusantara adalah wisatawan warga negara Indonesia yang melakukan perjalanan wisata sementara wisatawan mancanegara ditujukan bagi wisatawan warga negara asing yang melakukan perjalanan wisata. Untuk mengembangkan kegiatan wisata, daerah tujuan wisata setidaknya harus memiliki komponen-komponen sebagai berikut UNESCO, 2009. 1 objek/atraksi dan daya tarik wisata, 2 transportasi dan infrastruktur, 3 akomodasi tempat menginap, 4 usaha makanan dan minuman, 5 jasa pendukung lainnya hal-hal yang mendukung kelancaran berwisata misalnya biro perjalanan yang mengatur perjalanan wisatawan, penjualan cindera mata, informasi, jasa pemandu, kantor pos, bank, sarana penukaran uang, internet, wartel, tempat penjualan pulsa, salon, dll. ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 593 Departemen Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia sebelumnya telah menetapkan program yang disebut dengan Sapta Pesona. Sapta Pesona mencakup tujuh aspek yang harus diterapkan untuk memberikan pelayanan yang baik serta menjaga keindahan dan kelestarian alam dan budaya di daerah kita. Program Sapta Pesona ini mendapat dukungan dari UNESCO 2009 yang menyatakan bahwa Sapta Pesona harus dimiliki oleh sebuah daerah tujuan wisata untuk membuat wisatawan betah dan ingin terus kembali ke tempat wisata yaitu 1 Aman; 2 Tertib; 3 Bersih 4 Sejuk, 5 Indah; 6 Ramah; dan 7 Kenangan. Ekonomi kreatif dan sektor wisata merupakan dua hal yang saling berpengaruh dan dapat saling bersinergi jika dikelola dengan baik Ooi, 2006. Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada something to see, something to do, dan something to buy Yoeti, 1985. Something to see terkait dengan atraksi di daerah tujuan wisata, something to do terkait dengan aktivitas wisatawan di daerah wisata, sementara something to buy terkait dengan souvenir khas yang dibeli di daerah wisata sebagai memorabilia pribadi wisatawan. Dalam tiga komponen tersebut, ekonomi kreatif dapat masuk melalui something to buy dengan menciptakan produk-produk inovatif khas daerah. Seiring dengan kemajuan tekonologi dan perubahan paradigma wisata dari sekedar “melihat” menjadi “merasakan pengalaman baru”, maka produk-produk kreatif melalui sektor wisata mempunyai potensi yang lebih besar untuk dikembangkan. Ekonomi kreatif tidak hanya masuk melalui something to buy tetapi juga mulai merambah something to do dan something to see melalui paket-paket wisata yang menawarkan pengalaman langsung dan interaksi dengan kebudayaan lokal. Penerapan strategi pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata ini telah diterapkan di beberapa wilayah. Beberapa yang cukup sukses dan populer di antaranya adalah Kanazawa Jepang, New Zealand, dan Singapura. Daerah Kanazawa, Jepang menawarkan paket wisata ke tempat pembuatan kerajinan handicraft warga setempat. Produk kerajinan handicraft Kanazawa merupakan bentuk kerajinan tradisional, seperti keramik dan sutra. Para pengrajin bekerja sekaligus menjual serta memamerkan hasil produksinya di sekitar kastil Kanazawa Kanazawa City Tourism Association, 2010. New Zealand mengadakan paket wisata berikut pelatihan kerajinan tanah liat, pelatihan membuat kerajinan perak, dan pembuatan anggur wine. Dalam paket wisata tersebut, wisatawan dapat berpartisipasi aktif dan membawa pulang hasil kerajinannya sebagai memorabilia pribadi Yozcu dan İçöz, 2010. Sementara Singapura mengembang-kan ekonomi kreatif melalui pusat perbelanjaan sehingga dikenal sebagai daerah tujuan wisata belanja Ooi, 2006. Dalam pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata yang dijelaskan lebih lanjut oleh Yozcu dan İçöz 2010, kreativitas akan merangsang daerah tujuan wisata untuk menciptakan produk-produk inovatif yang akan memberi nilai tambah dan daya saing yang lebih tinggi dibanding ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 594 dengan daerah tujuan wisata lainnya. Dari sisi wisatawan, mereka akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke daerah wisata yang memiliki produk khas untuk kemudian dibawa pulang sebagai souvenir. Di sisi lain, produk-produk kreatif tersebut secara tidak langsung akan melibatkan individual dan pengusaha enterprise bersentuhan dengan sektor budaya. Persentuhan tersebut akan membawa dampak positif pada upaya pelestarian budaya dan sekaligus peningkatan ekonomi serta estetika lokasi wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden kelompok usaha industri kreatif pada umumnya mengakui bahwa ketergantungan mereka terhadap 1 kemampuan bekerjasama sinergisitas dengan pihak terkait, 2 merangkaikan ide-ide kreatif, 3 mengkaitkan dengan kebutuhan pasar konteks dan menciptakan nilai tambah, 4 melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan teknologi baru, 5 memperhatikan kelestarian lingkungan alam dan budaya, 6 bercirikan kearifan budaya lokal dan alam Bali, 7 memiliki potensi daya tarik wisata untuk di kunjungi, untuk dibeli dan sekaligus dipelajari. Kesadaran pelaku usaha indutri kreatif di Bali responden terhadap ketujuh pokok utama tersebut di atas, yang dapat dijadikan karakteristik pengembangan industri sangat mengembirakan. Hal ini sesuai dengan tuntutan perkembangan abad IPTEKS yang menjadikan kreativitas sebagai motor pengerak kemajuan ekonomi bangsa, sebagai komplemen, kemajuan ekonomi yang selama ini diraih melalui sumber-sumber daya alam, yang makin lama, keberadaanya semakin terbatas. Kesadaran akan kerakteristik, potensi, dan peluang Industri Kreatif dalam menjadi penggerak pendapatan expor non migas dari tahun ke tahun semakin tinggi sangat mengembirakan, seperti didukung oleh data dari Departemen Perdangan beriktu. Sebagian besar responden menyatakan bahwa untuk mendukung karakteristik industri kreatif yang mereka tekuni, mereka mengalami masalah terkait dengan sumber daya insani, seperti kekurangan tenaga terampil yang kreatif dan produktif, kekurangan tempat pelatihan untuk industri kreatif, kesulitan dalam mencari sumber daya manusia yang mau bekerja keras, kesulitan dalam mencari lembaga pendidikan dan pelatihan yang menghasilkan lulusan untuk industri kreatif. Hal ini hendaknya menjadi tantangan bagi kalangan pemerintah, lembaga dan institusi pendidikan, serta lembaga masyarakat pada umumnya, bahwa kuantitas dan kualitas sumber daya kreatif kita masih rendah, sehingga perlu tindakan nyata yang bersifat segera. Misalnya dengan memberikan dukungan kepada lembaga dan institusi pendidikan untuk mengembangan penelitian, pengemba-ngan kurikulum, jurusan dan program studi yang berorintasi pada sumber daya kreatif insani. Hal ini sesuai dengan data kebutuhan tenaga kerja kreatif yang dikeluarkan Dinas Perdagangan RI sebagai berikut. Sebagian besar responden me-nyatakan bahwa ikllim dan dukungan terhadap usaha mereka seperti infrastruktur jalan, perizinan, dukungan aparatur pemerintah cukup baik, namun dirasakan masih kurang dalam akses permodalan, perbankan, dan jasa ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 595 keuangan, kurang dalam konsultasi dan perlindungan pemerintah terhadap karya kreativitas, kurang dalam dukungan penggunaan teknologi modern peralatan kerja, teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini hendaknya menjadi tantangan bagi pemerintah dan lembaga perbankan dan keuangan untuk membuat kebijakan dan regulasi nyata yang berpikah pada industri kreatif, memberikan kemudahan dan pembinaan misalnya melalui program Corporate Sosial Responsibelity yang dimiliki oleh lembaga perbankan atau jasa keuangan tersebut. Sebagian besar responden menyatakan bahwa sambutan dari masyarakat sangat positif, pernah mendapat kunjungan dari tamu domestik dan mancanegara, dari lembaga pendidikan, sekolah maupun perguruan tinggi, pernah atau sedang mendapatkan bantuan pembinaan dari pemerintah, namun sebagian menyata-kan bahwa kurang keberlanjutan program pemerintah, kurang bantuan publikasi dan promosi. PENUTUP Dari hasil pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Bahwa para pengelola/pengusaha UKM masih memiliki ketergan-tungan mereka terhadap kemam-puan untuk bekerjasama sinergisitas dengan pihak terkait, merangkaikan ide-ide kreatif, mengkaitkan dengan kebutuhan pasar konteks dan menciptakan nilai tambah, melakukan penye-suaian terhadap lingkungan dan teknologi baru, memperhatikan kelestarian lingkungan alam dan budaya, bercirikan kearifan budaya lokal dan alam Bali, memiliki potensi daya tarik wisata untuk di kunjungi, untuk dibeli dan sekaligus dipelajari. 2. Bahwa untuk mendukung karakteristik industri kreatif yang mereka tekuni, mereka mengalami masalah terkait dengan sumber daya insani, seperti kekurangan tenaga terampil yang kreatif dan produktif, kekurangan tempat pelatihan untuk industri kreatif, kesulitan dalam mencari sumber daya manusia yang mau bekerja keras, kesulitan dalam mencari lembaga pendidikan dan pelatihan yang menghasilkan lulusan untuk industri kreatif. 3. Bahwa ikllim dan dukungan terhadap usaha mereka seperti infrastruktur jalan, perizinan, dukungan aparatur pemerintah cukup baik, namun dirasakan masih kurang dalam akses permodalan, perbankan, dan jasa keuangan, kurang dalam konsultasi dan perlindungan pemerintah terhadap karya kreativitas, kurang dalam dukungan penggunaan teknologi modern peralatan kerja, teknologi informasi dan komunikasi. 4. Bahwa sambutan dari masyarakat sangat positif, pernah mendapat kunjungan dari tamu domestik dan mancanegara, dari lembaga pendidikan, sekolah maupun perguruan tinggi, pernah atau sedang mendapatkan bantuan pembinaan dari pemerintah, namun sebagian menyatakan bahwa kurang keberlanjutan program pemerintah, kurang bantuan publikasi dan promosi. ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 596 5. Disarankan kepada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan cq. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali, agar merancang porogram-program pengembangan industri kreatif yang terintegrasi dengan pendidikan serta mengarah kepada pertumbuhan industri kreatif yang sekaligus berdampak terhadap tumbuhkembangnya ekonomi masyarakat. 6. Disarankan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi dan Kabupaten/Kota, agar produk unggulan penelitian berupa ”Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat” ini, dapat dijadikan dasar untuk menetapkan satu kebijakan yang paling tepat dalam mengembangkan kompetensi vokasional peserta didik di SMK khususnya dan SMA pada umumnya dalam rangka menumbuhkembangkan industri kreatif melalui wisata edukasi yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. 7. Disarankan kepada teoretisi/pakar dan atau praktisi pendidikan, agar temuan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau rujukan dalam pengembangan teori-teori dan praktek-praktek kependidikan vokasional, khususnya tentang model Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat, yang menekankan pada pengembangan kompetensi siswa secara utuh, dinamis dan berkelanjutan. Temuan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pendidikan, berupa sumbangan informasi dan kajian ilmiah tentang Wisata Edukasi-Ekonomi Berbasis Industri Kreatif Berwawasan Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 – 2025”. Dinas Pariwisata Provinsi Bali. 2012. The Number of Domestic Tourists Arrival to Bali by Month 2004 – 2012, tersedia pada .baliprov. diakses hari 9 Desember 2013. Direktorat Jenderal Departemen Pari-wisata, Seni dan Budaya. 1999. Garis Besar Pedoman Pengem-bangan Ekowisata Indonesia, tersedia pada http//www. diakses hari Kamis, 12 April 2012. DJPKKH. 2001. Kriteria Ekowisata. Jakarta Badan Pengendalian Dampak Ling-kungan Kemetrian Lingkungan Hidup. Huberman, dan Miles 1992. Analisis Data Kualitatif, Terje-mahan. Jakarta UI Press. Kanazawa City Tourism Association, 2010, “Trip to Kanazawa, City of ISSN 2303-2898 Vol. 4, No. 2, Oktober 2015 Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora 597 Crafts 2010 Dates Jan. 1-March 31, 2010,” accessed on May 12, 2010 from campaign/ images/ Kemdikbud. 2012. Pengembangan Kurikulum 2013. Jakarta Kemdikbud. META. 2002. Planning for Marine Ecotourism in the UE Atlantic Area. Univ. of The West England Bristol. Ooi, Can-Seng 2006. ”Tourism and the Creative Economy in Singapore” Pangestu, Mari Elka. 2008. “Pengem-bangan Ekonomi Kreatif Indone-sia 2025”, disampaikan dalam Konvensi Pengembangan Eko-nomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan pada Pekan Produk Budaya Indonesia 2008, JCC, 4 -8 Juni 2008. Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 tahun 1999 tentang Rencana Umum Tata Ruang. Denpasar Pemda Provinsi Bali. Plomp, Tjeerd. 2010. Educational Design Research an Introduc-tion. In Tjeerd Plomp and Nienke Nieveen Ed. An Intro-duction to Educational Design Research 9-36 Netherlands Netzodruk, Enschede an. Prasiasa, D. P. Oka. 2013. Destinasi Pariwisata. Jakarta Salemba Humanika. Rachmawati, Rini. 2010. “Pokok-pokok Pikiran Menuju Kesuksesan Pengembangan Sumberdaya Ekonomi Lokal Kabupaten Purworejo” Makalah Disajikan pada Simposium Nasional Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif yang Diselenggarakan DPPM-UII tanggal 11 Juli 2010. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata. Jakarta Kementerian Pari-wisata dan Ekonomi Kreatif. UNDP. 2008. “Creative Economy Report 2008”. UNESCO. 2009. Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata. Warta Ekspor 2011 Edisi September 2012. Didownload dari http// ... Pemanfaatan teknologi informasi di sektor pariwisata dapat meningkatkan perekonomian daerah dan menciptakan peluang bisnis bagi masyarakat Agung, 2015;Nasution, 2021. Sebagai masyarakat, mengikuti kemajuan teknologi dapat mempermudah akses informasi terkait objek wisata serta memahami nilai-nilai budaya daerah. ...... Dari hasil tersebut 94,17% menyatakan merasa puas dengan kegiatan PKM yang dilaksanakan dan 90,83% merasa puas dengan sistem yang diimplementasikan. Pemanfaatan teknologi informasi di sektor pariwisata dapat meningkatkan perekonomian daerah dan menciptakan peluang bisnis bagi masyarakat Agung, 2015;Nasution, 2021. Sebagai masyarakat, mengikuti kemajuan teknologi dapat mempermudah akses informasi terkait objek wisata serta memahami nilai-nilai budaya daerah. ...Saniati SaniatiMaulana Aziz AssujaNeneng NenengDesi Ratna SariPariwisata merupakan salah satu destinasi wisata dengan daya tarik tersendiri bagi pengunjung, seperti wisata pada Kabupaten Pesisir Barat dengan 65 destinasi wisata seperti wisata alam, pantai, budaya, dan kuliner. Permasalahan yang dihadapi Dinas Pariwisata Pesisir Barat yaitu belum adanya sistem untuk mempromosikan destinasi wisatanya. Informasi wisata di website Dinas tersebut juga tidak lengkap, seperti kurangnya informasi promosi wisata, atraksi wisata, fasilitas, dan biro perjalanan. Website hanya menampilkan video wisata yang diarahkan ke YouTube. Kegiatan PKM berjalan dalam tiga fase yaitu fase awal, proses, dan akhir. Langkah awal yaitu merumuskan masalah Dinas Pariwisata Pesisir Barat yaitu belum memiliki sistem untuk mempromosikan objek wisatanya. Tahap kedua, memutuskan solusi untuk masalah tersebut yaitu mengembangkan sistem informasi pariwisata. Promosi menggunakan teknologi internet, biasa disebut dengan E-Tourism merupakan cara untuk mempromosikan pariwisata dengan mudah ke informasi yang dapat diakses kapanpun, dimanapun. Tahap akhir yaitu menyosialisasikan dan melatih penggunaan Sistem Informasi Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat.... The development of the region can open new tourist spots for foreign and local potential for tourism in Indonesia which is very, very abundant can boost the country's economy if every the object managed properly by the government and other partiesaround these tourist objects so that the number of tourist visits will affect the increase in the country's foreign exchange. Agung, 2015 according to submit that there are 8 impacts of tourism on economic conditions, namely 1. Acceptance of foreign exchange earnings. 2. The impact on people's income. ...... Edu tourism or educational tourism, namely a tour trip intended to provide an overview, comparative study, or knowledge about the field of work visited [11]. This type of tourism is also a study tour or knowledge tour. ...... Menurut Pittman 2003, wisata edukasi merupakan sebuah proses yang dapat meningkatkan modal sosial-ekonomi, dan pemberdayaan pengunjung dan komunitas penyedia wisata edukasi. Beberapa literatur menunjukkan bahwa wisata edukasi memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar wisatawan, serta jika dikemas dengan baik dapat menjaga atau memperbaiki kualitas lingkungan Agung, 2015;Ekasani et al., 2020;Samah dan Ahmadian, 2013. Samah dan Ahmadian 2013 merekomendasikan bahwa masyarakat lokal harus dilibatkan secara aktif sejak proses perencanaan wisata edukasi. ...Ekosistem mangrove di Provinsi Nusa Tenggara Barat berada dalam kategori kritis. Salah satu faktor yang penting untuk mencapai SDG adalah pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan education for sustainable development – ESD. Global Action Programme GAP Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan oleh UNESCO mengidentifikasi lima area prioritas untuk mencapai agenda ESD. Area prioritas 4 adalah pemberdayaan dan mobilisasi pemuda-pemudi. Untuk pemberdayaan dan mobilisasi pemuda-pemudi, kegiatan pengabdian kepada masyarakat PkM ini bertujuan memfasilitasi pemuda-pemudi di Desa Labuhan Bajo, Kabupaten Sumbawa, dalam mengembangkan wisata edukasi mangrove dengan pendekatan Active Citizens. Active citizens merupakan pendekatan pemberdayaan dengan memfasilitasi kepemimpinan dan partisipasi aktif peserta pada setiap tahapan kegiatan pemberdayaan. Beberapa hasil yang diperoleh adalah i terbentuknya kelompok pengelola wisata bahari yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa, ii teridentifikasinya 4A Amenitas, Aksesibilitas, Atraksi, dan Ancillary, iii tersedianya dokumen perencanaan pengembangan wisata bahari di Desa Labuhan Bajo yang dibuat secara partisipatif, dan iv terjalinnya kerjasama mahasiswa Prodi Kehutanan, Prodi Ilmu Kelautan Universitas Mataram dan kelompok penggiat konservasi lokal untuk berkolaborasi dalam pendidikan lingkungan dan wisata edukasi. Hal ini penting bagi mahasiswa terutama untuk mencapai Indikator Kinerja Utama 2 kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Kegiatan PkM ini menunjukkan bahwa pendekatan Active Citizens memberikan peluang bagi pemuda-pemudi untuk memahami persoalan lingkungan dan menjadi bagian dari solusi penyelesaian persoalan lingkungan termasuk degradasi ekosistem mangrove.... Pengembangan jejaring manajemen kunjungan terpadu dalam konteks nasional, regional, dan internasional belum dilakukan. Agung 2015 menyatakan bahwa pengemasan alam dan budaya masyarakat yang tepat dan kreatif melalui paket wisata yang menarik akan dapat menawarkan pengalaman langsung dengan kebudayaan lokal dan atraksi wisatanya. ... Dati NawastutiZefirinus Kada LewoemaEkowisata adalah perjalanan ke kawasan alam yang relatif masih asli dan tidak tercemar dengan minat khusus untuk mempelajari, mengagumi, dan menikmati pemandangan, tumbuhan, satwa liar dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi-potensi ekowisata yang ada di Desa Sinar Hading, menganalisis ekowisata dengan menerapkan CBT Community Based Tourism, dan mengidentifikasi usaha dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata dengan menerapkan CBT. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sinar Hading Kecamatan Lewolema Kabupaten Flores Timur pada bulan Maret 2019. Data-data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur. Pertanyaan-pertanyaan diajukan berdasarkan dimensi-dimensi pada CBT yakni dimensi ekonomi, dimensi sosial, dimensi budaya dan dimensi lingkungan. Subyek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik penentuan secara sengaja. Dalam teknik pengambilan data tersebut, beberapa stakeholder dipilih berdasarkan pengaruh dan kepentingan dalam pariwisata di Pantai Kawaliwu yang terletak di Desa Sinar Hading. Pengolahan data dilakukan secara deskriptif. Data yang terangkum dihitung di dalam persentase dan dibahas. Disimpulkan bahwa potensi-potensi ekowisata di Desa Sinar Hading terdiri atas potensi alam, manusia, sosial, dan budaya yang semuanya memberikan dampak nyata bagi pariwisata; dimensi-dimensi ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan saling berkaitan dan memengaruhi secara individual maupun secara kolektif; dan usaha-usaha masyarakat masih berskala kecil dan bersifat sambilan dan belum merupakan usaha pokok meskipun berpotensi memajukan pariwisata apabila dikelola secara profesional. Eco-tourism is a trip to natural areas that are relatively pristine and not polluted with special interest to learn, admire, and enjoy the scenery, plants, wildlife and culture. This research aims to identify eco-tourism potencies in Sinar Hading Village, to analyze eco-tourism by applying Community Based Tourism CBT, and to identify efforts and community participation in eco-tourism development by applying CBT. The research was conducted in Sinar Hading Village, Sub Regency of Lewolema, East Flores Regency, in March 2019. Data were collected by using structured interview. Questions are posted based on dymensions of CBT such as economy dymension, social dymension, culture dymension and environment dymension. The research units were determined by using purpossive sampling. In this data collecting, several stakeholders were chosen based on their influence and their interest on tourism in Kawaliwu Beach which is located in Sinar Hading Village. Data were analyzed by using descriptive analysis, composed in percentage and then discussed. It is concluded that eco-tourism potencies in Sinar Hading Village are nature, men, social, and culture which give significant impact on tourism; social, economy, culture and environment dymensions are interconnected and influence both individually and collectively; and community business characters are small scale and part time and have not become main job although they are potencial to enhance tourism if it is managed professionally.... Sedangkan dalam sektor ekspor industri kreatif telah membukukan total 10,6% di tahun 2002 hingga 2006. Agung, 2015 Dalam segi ekonomi, kebutuhan menganalisis keluar dan masukknya kegiatan wisata, manajemen pendapatan, pemasukan untuk pajak, dan dampak wisata terhadap pemberdayaan ekonomi suatu daerah. Secara geografi, pertimbangan karakteristik fitur destinasi, analisis SWOT, aksesibilitas, resiko iklim, dan tingkat pengembangan wilayah destinasi. ...Ani Mar'atul HamidahAtik MasfiahErissa HanifahAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “Marwah” sebagai destinasi wisata edukasi religi. Penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Model Triangulasi dipilih sebagai teknik pengecekan data agar memperoleh data yang lebih akurat dimana seluruh informasi dan data-data yang diperoleh melalui observasi virtual dan pengamatan secara langsung di lapangan dikonfirmasi melalui wawancara dengan mencermati penuturan para informan yakni pengelola tempat wisata serta pengunjung yang ada di objek wisata. Hasil penelitian ini menyajikan produk wisata “Marwah” menawarkan desain mirip tanah suci Makkah dimana terdapat miniatur Ka’bah serta berbagai area yang menjadi tempat-tempat untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umrah, seperti Terowongan Mina, Maqom Ibrahim, Ka’bah, Hijir Ismail, Tempat Sa’I, Bukit Shafa, Bukit Marwah, Tempat lempar Jumroh, Relief Masjidil Haram, Madinah, Arafah, Goa Hira, Jabal Uhud, Tenda-tenda Mina, Muzdalifah, sumur zamzam dan sebagainya. Tentunya tempat ini mampu menjadi destinasi untuk mengedukasi khalayak, terutama bagi anak-anak dan para calon haji untuk mengenal dan memahami prosesi umat Islam dalam melaksanakan ibadah Haji dan Umrah. Selain dapat menambah wawasan terkait manasik haji dan umrah, tempat ini juga merupakan destinasi wisata keluarga yang komplit sebab terdapat wahana kolam renang, gazebo santai, resto untuk menikmati kuliner, serta produk-produk UMKM yang menjual beragam oleh-oleh khas Kediri. Keuntungan lainnya bagi wisatawan ialah dengan mengeluarkan biaya yang sangat ringan, wisatawan dapat menikmati seluruh fasilitas wisata yang ditawarkan di sini. Kata Kunci marwah; edukasi; religi Abstract The research aims to describe “Marwah” as an education religion tour destination. This study adopted qualitative descriptive approaches and uses observation, interviews and documentation as a data collection techniques. The triangulation model was chosen as a data checking technique in order to obtain more accurate data where all information and data obtained through virtual observations and direct observations in the field were confirmed through interviews by observing the narratives of informants, namely the managers of tourist attractions and visitors at the tourist attraction. The results show the product of Marwah tour is an offers a resemble design to the holy land of Mecca which is be found the miniature of Kaaba and all sorts of area where the pilgrimage is hajj and umrah worshippers, for example Mina Tunnel, Place of Abraham, Kaaba, Hijir Ismail, Saee towards, Safa hill, Marwa hill, Throw pebbles, The reliefs of the Al Haram mosque, Medina, Mount Arafat, Hira cave, Uhud mountain cave, Mina tents, Muzdalifa, Zamzam well, and other places. Certainly, this place can be a destination to educate the public, especially for childrens and Hajj candidates to know and understand procession of Moslems in performing Hajj and Umrah. Furthermore, this place is also a complete family tourist destination because there is a swimming pool, gazebo, restaurant and UMKM products which sells a variety of souvenirs typical of Kediri. Another advantage for tourist is that by spending a very light fee, tourist can enjoy all the facilities offered here. Keywords marwah; education; religion... Oleh karena itu, target pasar yang akan melakukan kunjungan ke lokasi ini adalah siswa-siswa dari sekolah menengah pertama Muhammadiyah yang berasal dari daerah lain. Salah satu manfaat yang akan diterima oleh masyarakat dengan adanya kompleks edu-wisata tersebut adalah peningkatan perekonomian baik dari sisi UMKM, transportasi, dan sumber daya manusia yang menangani pariwisata [6]- [8]. Untuk mewujudkan tata ruang yang memenuhi syarat sebagai suatu wisata edukasi [9], maka perlu dilakukan peninjauan site plan dan landscape [5], [10]. ...Pinta Astuti Adhitya Yoga PurnamaIstana Qur’an adalah Pesantren Muhammadiyah modern di Desa Sarwodadi, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Pesantren ini merupakan salah satu amal usaha yang didukung oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah PCM Pejawaran, sebagai mitra dalam proyek pengabdian masyarakat ini. Berdasarkan letak geografisnya, pesantren ini dekat dengan kawasan wisata Dieng Banjarnegara sehingga dapat dijadikan sebagai penyangga destinasi wisata di kawasan Dieng. Selain itu belum ada situs Muhammadiyah yang secara serius dikembangkan menjadi kawasan edu-tourism padahal Desa Sarwodadi ini memiliki potensi yaitu adanya pondok pesantren Muhammadiyah yang dikembangkan. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberdayakan mitra berupa pendampingan dalam penyusunan site plan edu-tourism Muhammadiyah sesuai kaidah teknis yang berlaku di Indonesia serta memperhatikan tata guna lahan dan lingkungan untuk edu-tourism. Kegiatan yang dilakukan berupa survey foto udara dengan peta drone, Forum Group Discussion FGD, dan penggambaran teknis menggunakan program berbasis CAD. Semua kegiatan berjalan dengan baik dan berdasarkan hasil evaluasi, pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan mitra dari 6,2% menjadi 94,2% setelah selesainya terbentuknya site plan edu-wisata.... Apabila berbicara mengenai potensi produk lokal, Indonesia salah satu negara dengan sumber daya kekayaan alam yang melimpah tentulah memiliki banyak potensi lokal yang ada disetiap daerahnya Yarmaliza et al., 2022a. Namun, fakta memperlihatkan bahwa masyarakat Indonesia masih didominasi oleh kalangan yang secara praktis masih berada pada sebuah garis kemiskinan Agung, 2015. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan angka kemiskinan meningkat hingga 28,95 juta atau mencapai persen dari total penduduk di Indonesia Rika Pristian Fitri A, Ali Mujahidin, Meiga Ratih T, Siti Ermawati, 2021. ...Alvan FathonyPotensi lokal merupakan suatu aset nasional yang jika dimaanfaatkan secara maksimal dapat menambah pendapatan nasional untuk kesejahteraan rakyat. Namun, masyarakat Indonesia masih didominasi oleh kalangan yang secara praktis masih berada pada garis kemiskinan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan angka kemiskinan meningkat hingga 28,95 juta atau mencapai persen dari total penduduk di Indonesia. Salah satu penyebabnya, yaitu kurangnya sosialisasi dan penerapan pendidikan ekonomi kreatif di lingkungan masyarakat yang berada di wilayah pelosok, seperti Kabupaten Probolinggo di Provinsi Jawa Timur yang memiliki beragam potensi lokal diberbagai sektor UMKM. UMKM merupakan produk sumber penunjang ekonomi bagi masyarakat Desa Alastengah. Ironisnya, selama terbentuknya UMKM ini, hasil penjualan selalu mengalami penurunan, maka diperlukan sebuah inovasi kreatif dan inovatif bagi masyarakat setempat. Oleh karena itu, tim menggagas program Pengabdian Masyarakat dengan judul “Peningkatan Edukasi Ekonomi Kreatif Melalui UMKM Kampoeng Snack guna mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat”, sebuah program yang dapat membentuk masyarakat yang memiliki jiwa entrepreneurship dan kompetitif dengan pemberian edukasi terkait ekonomi kreatif. Sehingga tidak hanya terbatas pada strategi pemasaran lewat E-Commerce saja. Hal ini bertujuan untuk membentuk daya saing masyarakat Alastengah dalam memasarkan produk UMKM Kampoeng Snack ini... Tampak jelas terlihat pada Foto 5, antusiasme masyarakat lokal saat berdiskusi mengenai ragam bentuk kearifan lokal yang bisa dikembangkan di Kawasan Perdesaan Bali Aga. Yang terjadi di Bali Aga terkait dengan kearifan masyarakat lokal yang disuguhkan, sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Agung 2015 yang menyebutkan bahwa dengan menghadirkan kearifan lokal akan menarik untuk dipelajari. Kemasan yang tidak formal namun tetap memberikan peluang proses belajar berlangsung menjadi hal yang menarik, tidak kaku, dan tidak membosankan. ...Five Bali Aga Old Balinese tourist villages in Banjar District, North Bali, collaborated to promote their tourism potential through virtual tours two times during 2021 by bringing up different topics each time. This study analyses the process and the community involvement during implementation of virtual tour and also themes that were provided for the virtual tours. In collecting data, this qualitative study involved a literature review, participatory observation, and interviews. Data were analysed using marketing theory and community-based tourism theory. The analysis shows that Bali Aga tourist villages were very active in preparing attractions and conducting the virtual tours. This article contributes to our understanding that virtual tour as a new form of marketing communication in promoting tourist destination virtually. Moreover, virtual tours are not only for tourism promotion but are also useful for helping the community in maintaining their spirit to manage tourist attractions during the pandemic.... Pengembangan ekonomi kreatif melalui sektor wisata memiliki tujuan menciptakan produk inovatif yang memiliki nilai tambah dan daya saing Agung, 2015. Salah satu bidang ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian daerah yaitu melalui sektor kuliner Isa, 2016. ...Yulfan Arif NurohmanMelia KusumaFahri Ali AzharRina Sari QurniawatiThe area of the former Kartasura Palace has interesting tourism potential to be developed. One way to develop tourism potential is through the creative economy with the presence of special culinary delights that can increase interest in visiting the people of Solo and its surroundings. The potential of the community that can be developed in supporting a typical culinary business are housewives and the younger generation. The collaboration of housewives and the younger generation in developing a typical culinary business has the opportunity to be successful in the future. In order for the business to run smoothly, training is carried out for housewives and the younger generation in the area of the former Kartasura has not been able to resolve any references for this publication.
MengawinkanBudaya dan Teknologi dalam Industri Kreatif. Di Indonesia, bergulirnya ekonomi kreatif menjadi model baru dalam pengelolaan ekonomi baru dimulai pada tahun 1990-an. Aktivitas ekonomi kreatif ditandai dengan serangkaian kegiatan produksi dan distribusi barang/jasa yang berkembang melalui penguasaan di bidang informasi, pengetahuan
Sebutkan Beberapa Usaha Dalam Mengembangkan Wisata Budaya Dan Industri Kreatif. Desain produk industri pariwisata •secara singkat dalam melakukan desain produk wisata agar berkembang menjadi industri wisata yang berhasil, terdapat tiga tahap yang perlu diperhatikan Sebagai contoh, kontribusi yang disumbangkan oleh industri kreatif di beberapa negara seperti singapura dan inggris Damara Adaninggar Sosok Anak Punk Dibalik Intifadah from industri kreatif penutup daftar pustaka 53 58. Kreatifitas dan inovasi juga merupakan faktor yang penting dalam kesuksesan jangka panjang, karena kedua hal tersebut merupakan sumber keunggulan suatu bisnis dari persaingan. Industri kreatif digital di bidang pendidikan education, dapat dikembangkan antara lain sistem informasi aplikasi pendidikan, media pembelajaran interaktif, promosi produk, pariwisata, dan Industri Kreatif Yang Mengutamakan Kreativitas Dan Informasi Sumber Daya Manusia Sdm Sebagai Faktor Produksi Ini Telah Memberikan Kontribusi Yang Signifikan Terhadap kemajuan system informasi mampu mempopulerkan produk industri kreatif yang berbasis budaya dan teknologi itu. Juli panglima saragih 53 i. Strategi matang yang telah dibentuk akan memudahkan anda untuk menentukan arah bisnis dan menjalankan usaha yang Di Dalam Hasil Penelitian The United Nations Economic And Social Commission For Asia And The Pacific Unescap Disebutkan Bahwa Sebagian Keuntungan Yang Dihasilkan Dari Sektor Pariwisata yang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata disebut pengusaha pariwisata. Jika dalam pariwisata budaya wisatawan lebih bersifat pasif, maka dalam pariwisata kreatif wisatawan lebih aktif berpartisipasi dalam atraksi yang dilakukan oleh masyarakat lokal hermantoro, 2011. Salah satu usaha industri industri pariwisata adalah dengan menyediakan jasa tour Industri Kreatif Penutup Daftar Pustaka 53 januari 2012 oleh kemenparekraf. Sebagai contoh, kontribusi yang disumbangkan oleh industri kreatif di beberapa negara seperti singapura dan inggris berkisar. Penciptaa identitas ini dimaksudkan untuk mebangun image lokal atau nasioanl dan dapat berfungsi sebagai branding dan juga agar produk dimaksud didaftarkan dalam hki dengan bentuk kegiatna berupa identifikasi potensi produk dan ekonomi kreatif daerah, fasilitasi Beberapa Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengembangkan Ekonomi Kreatif Yang Sudah Kami indonesia sendiri cukup banyak usaha yang kreatif dan inovatif, dengan kreatifitas dan inovasi tersebut mereka dapat bersaing di pasar global dan memberikan inspirasi. Pengembangan industri ini sangat dimungkinkan mengingat begitu kayanya indonesia dengan banyaknya ragam pesona, mulai dari alam,. Konsep kegiatan wisata dapat didefinisikan dengan tiga faktor, yaitu harus ada something to see, something to do, dan something to buy yoeti, 1985.Berikut Ini Adalah Beberapa Hasil Atau Gagasan Dari Industry Kreatif Berbasis Budaya Dan TeknologiBertujuan untuk memperkenalkan produk dan ekonomi kreatif dimaksud pada dunia luar. Dalam industri pariwisata terdapat berbagai usaha pariwisata, yaitu usaha yang menyediakan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelengaraan pariwisata. Mencipta game dalam industri games di indonesia terbilang masih cukup muda yang telah ditangani oleh developer game yang memiliki kualitas tinggi.

EkonomiKreatif: Pengertian, Macam, Manfaat, Ruang Lingkup. PDF) PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DALAM GENERASI MILLENIAL Yusril Muharram 1) Nanda Seftiyanti Rahman 2) Habil Sukiman 3) Serliani 4) Indahyani 5) Pengertian Ekonomi Kreatif : Ciri, Jenis & Manfaatnya Lengkap. Meningkatkan Peluang dan Potensi Usaha di Desa.

Pengembanganusaha pariwisata dan ekonomi kreatif hendaknya mengikuti tren yang baru tumbuh pada masa pandemi Covid-19 dan akan terus berkembang pascapandemi adalah sektor pendidikan dan kesehatan (sumber: E-Conomy SEA Google, 2019, Google Trend, 2020). Isu Strategis. 1. Produk dan layanan pariwisata dan ekonomi kreatif menciptakan pasar baru Karenakebudayaan tersebut merupakan kebudayaan daerah yang mana akan mennjadi kebudayaan nasional dan supaya tidak di klaim oleh negara lain. Selain itu kebuayaan lokal atau daerah merupakan dasar utama unutk mengembangkan kebudayaan nasional. Wisata budaya apa saja? 16 Wisata Budaya di Indonesia Terpopuler, Unik dan Mengagumkan Tantanganyang dihadapi antara lain kemampuan sumber daya manusia yang terbatas, permasalahan hak cipta, infiltrasi budaya luar dan kurangnya penghargaan terhadap kreativitas. Kata kunci: budaya
Pariwisatadilihat terutama sebagai arena penerapan pengetahuan dan ide-ide kreatif saat ini. Namun, pariwisata memainkan peran penting dalam menyatukan orang-orang di dunia yang mengglobal dan ada potensi kuat untuk menggunakan pariwisata sebagai sumber pengetahuan dan kreativitas (OECD, 2014). Hubungan pariwisata dengan sektor kreatif juga
.
  • vav55phfgo.pages.dev/735
  • vav55phfgo.pages.dev/786
  • vav55phfgo.pages.dev/513
  • vav55phfgo.pages.dev/749
  • vav55phfgo.pages.dev/946
  • vav55phfgo.pages.dev/523
  • vav55phfgo.pages.dev/916
  • vav55phfgo.pages.dev/997
  • vav55phfgo.pages.dev/45
  • vav55phfgo.pages.dev/205
  • vav55phfgo.pages.dev/80
  • vav55phfgo.pages.dev/410
  • vav55phfgo.pages.dev/254
  • vav55phfgo.pages.dev/236
  • vav55phfgo.pages.dev/263
  • sebutkan beberapa usaha dalam mengembangkan wisata budaya dan industri kreatif